Ilustrasi (ist)
Jakarta
- Mungkin tak cuma para investor saja yang frustasi dengan anjloknya
saham Facebook, begitu pun dengan para pendiri Instagram. Wajar saja,
mereka juga kena imbas kerugian hingga USD 300 juta atau sekitar Rp 2,85
triliun. Bagaimana bisa?
Seperti kita ketahui, saat Facebook
mengakuisisi Instagram pada bulan April 2012 lalu, nilai uang yang
menjadi 'mahar' mega transaksi itu adalah USD 1 miliar atau sekitar Rp 9
triliun.
Namun seperti
kutip dari
news.com.au,
Rabu (22/8/2012), ternyata nilai USD 1 miliar itu tak sepenuhnya cash
keras. Uang yang diberikan oleh Facebook hanyalah USD 300 juta. Sisanya,
Kevin Systrom dkk dibayar dengan saham Facebook sebanyak 23 juta
lembar.
Tingginya animo pasar tentang rencana Facebook melantai
di bursa, turut mempengaruhi keputusan itu. Wajar saja, saham Facebook
diperkirakan bakal melonjak pesat. Bahkan digadang-gadang menjadi
perusahaan teknologi dalam sejarah dengan nilai saham tertinggi
mengalahkan Google, Microsoft, bahkan Apple.
Memang, permintaan
saham Facebook sempat tinggi di awal penawaran saham perdana (IPO).
Namun seiring berjalannya waktu, saham dengan kode emiten FB yang
tercatat di bursa saham Nasdaq itu terus merosot.
Saham Facebook,
Inc. pada perdagangan terakhir akhir pekan lalu kembali merosot 4,13%.
Saham Facebook 'tenggelam' menjadi USD 20,01, anjlok 50% dibandingkan
harga penawaran saat IPO.
Penilaian harga saham perusahaan sering
direfleksikan dengan target pencapaian laba. Namun khusus saham
teknologi, dengan usia perusahaan relatif muda, kinerja keuangan sulit
diperkirakan.
Optimisme pada perusahaan teknologi, awalnya
menyelimuti investor, terlebih ide baru mereka dianggap menjadi
terobosan. Pemuda seperti Mark Zuckerberg jadi muka baru di tengah
janji-janji perusahaan konvensional dengan paradigma masing-masing.
Hasilnya,
Facebook jadi rebutan. Permintaan saham FB melebihi penawaran. Inilah
yang digambarkan sebagai 'sihir' IPO Facebook, dengan harapan laba yang
meningkat ratusan kali lipat.
Waktu berlalu, saham Facebook mulai
terkendala bisnis, khususnya pendapatan iklan yang menyusut. Tentu ini
menjadi pertimbangan investor akan masa depan Facebook.
Pun
begitu yang dialami Instagram. Dari jumlah 23 juta lembar sahamnya yang
semula bernilai USD 735 juta, akhirnya terpaksa 'hangus' USD 300 juta
gara-gara anjloknya saham FB.
Sejak dibeli Facebook, Instagram
yang semula hadir di iOS terus tumbuh pesat. Apalagi sejak aplikasi ini
hadir di versi Android. Tercatat ada 80 juta pengguna yang terdaftar dan
memproduksi hampir empat miliar foto setiap harinya.